Minggu, 03 Juli 2016

Cara Sukses Beternak Murai Batu

Cara Sukses Beternak Murai Batu - Anda ingin menjadi penangkar murai batu (MB)? Ada tujuh faktor mesti Kamu siapkan, yaitu lokasi usaha / kandang, tampilan dan konstruksi kandang, calon induk (jantan dan betina), pakan dan extra fooding (EF), obat dan suplemen terutama yang berkaitan dengan penangkaran, recording (pencatatan data induk dan anakan), dan branding (ring dan sertifikat). Di luar ketujuh faktor tersebut, ada satu faktor lagi yang tidak kalah penting, yaitu persiapkan mental bisnis Kamu dengan sebaik-baiknya

Beternak murai batu terbukti sangat menjanapabilan. Bahkan mencermati tren burung berkicau sepanjang tahun lalu 2012, dan prediksinya untuk tahun ini, murai batu (dan  lovebird) bisa dikatakan memiliki prospek bisnis paling cerah.

Meski demikian, tidak ada yang mudah dalam setiap usaha mendapatkan rezeki. Tentu ada saja beberapa kendala dan perpersoalanan yang dihadapi. Itu sebabnya, mental bisnis menjadi sangat penting dan wajib disiapkan jauh sebelum Kamu menyiapkan tujuh faktor yang bakal saya kupas satu persatu.
Murai Batu
Mental bisnis berkaitan dengan kemajuan dan kemunduran usaha, kepercayaan dan ketidakpercayaan pelanggan / pembeli terhadap Anda. Sebisa mungkin, berbuatlah jujur dalam berusaha, dan berbuatlah baik terhadap semua pembeli / pelanggan tanpa pandang bulu.

Dalam perbincangan dengan Om Tony Alamsyah, penangkar murai batu asal Cilacap, beberapa waktu lalu, beliau sempat bercerita tidak sedikit pelanggan yang ingin membeli dengan sistem indent. Artinya, pembeli / pelanggan meperbuat pemesanan terlebih dulu, walau  induk betina belum bertelur. Om Tony menolak, sebab prinsipnya, orang beli ketika barang telah ada. Siapa cepat, maka dirinya yang bisa.

1. Lokasi usaha / kandang

Tidak sedikit opsi untuk memilih lokasi kandang yang ideal untuk penangkaran murai batu. Bisa di halaman belakang alias samping rumah, alias boleh juga menyewa lahan untuk lokasi kandang penangkaran. Ada beberapa persyaratan yang mesti diperhatikan:

Usahakan lokasinya enjoy dan tenang. Artinya tidak terlalu bising oleh suara kendaraan bermotor, mesin bengkel, pabrik, dan polusi suara lainnya.
Lokasi bersih dari polusi udara berlebihan. Umpama jangan dekat pabrik batu bata yang dalam proses produksinya rutin disertai dengan pembakaran batu bata, usaha pengasapan ikan, dan sejenisnya.
Usahakan pula di kurang lebih lokasi usaha tidak tersedia burung-burung lainnya. Apabila faktor ini tidak bisa dihindari, pastikan saat kandang telah dibangun, murai batu yang ada di kandang penangkaran tidak bisa menonton langsung kehadiran burung lain, terutama merpati yang kerap membikin MB uring-uringan dan tidak jarang melampiaskan kemarahannya terhadap pasangan alias anak-anaknya.

Pastikan lokasi tersebut aman dari gangguan keamanan, sebab pencuri pun telah tahu kalau murai batu adalah burung mahal. Kamu tentu telah tahu bagaimana menambah keamanan kandang supaya tidak terjamah tangan-tangan nakal, sehingga tidak butuh saya jelaskan lebih lanjut.

Mohon izin terhadap tetangga sebelah, setidaknya 2 rumah di sebelah kiri, 2 rumah di sebalah kanan, dan 3 rumah di depan (kalau butuh minta persetujuan tertulis, seperti izin HO). Faktor ini untuk berjaga-jaga kalau sebuahsaat usaha Kamu maju dan masih bisa bersi kukuh tanpa memunculkan persoalan dengan tetangga. Sempat kejadian ada sobat kicaumania yang telah membangun kandang, telah beli beberapa indukan mahal, tapi terpaksa mengalami stres berkepanjangan sebab tetangga tidak mengizinkan dan memaksanya melepas semua burung mahal itu ke alam bebas.

Kelima persyaratan itu adalah modal awal yang sangat penting. Lingkungan, sebagaimana dikatakan para pakar perburungan, adalah faktor yang berdiri sejajar dengan faktor genetik (keturunan). Induk murai batu sekeren apapun tidak bakal menjalankan tugas reproduksinya dengan cara maksimal, ketika setiap hari mendengar suara bising, kandangnya dilalui asap, dilintasi burung-burung lain, dan sebagainya.

Kemungkinan yang bisa terjadi antara lain, burung susah berjodoh, burung tidak mau kawin (sehingga telur yang dihasilkan rutin gabuk / infertil), burung menjadi pemarah dan agresif, bahkan menyerang betina alias anakan sampai mati.

Baca Selengkapnya : Cara Beternak Murai Batu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar